Allah
telah membantah sangkaan yang salah dari sebagian manusia sebagaimana
firman-Nya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?" (QS. Al Mu'minun :
115).
Tentang tujuan hidup dalam Islam bagi manusia, al-Qur'an al-Karim telah memaparkannya dengan sangat jelas. Allah Ta'ala berfirman: “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah:5)
Tujuan Penciptaan Manusia Menurut
Islam
Menurut
Achmadi (2005: 61-63), terdapat beberapa tujuan penciptaan manusia yang perlu
diketahui:
1. Tujuan utama penciptaan manusia
adalah agar manusia beribadah kepada Allah swt (QS Az-Zariyat: 56). Makna ibadah dalam Islam
adalah tunduk dan patuh sepenuh hati kepada Allah. Pengertian ibadah sangat
luas, meliputi segala amal perbuatan yang titik tolaknya ikhlas kepada Allah,
tujuannya keridlaan Allah, garis amalnya saleh. Ibadah tidak akan mengurangi
prestasi kerja seseorang hamba, tetapi justru akan memperoleh nilai tambah yang
sangat bebas artinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya,
karena segala perbuatannya dilandasi dengan motivasi luhur yang terkait dan
terikat dengan Zat Yang Maha Tinggi, Maha Rahman dan Rahim, Maha Melihat dan
Maha Mendengar.
2. Tujuan kedua, adalah manusia diciptakan sebagai wakil Tuhan di 1. muka bumi (QS Al-
Baqarah: 30, Yunus: 14 dan Al-An‟am: 165). Karena Allah Zat yang menguasai dan
memelihara alam semesta (Rabbul „alamin) maka tugas utama manusia sebagai wakil
Tuhan ialah menata alam sebaik-baiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
3. Tujuan ketiga, manusia diciptakan
untuk membentuk masyarakat manusia yang saling kenal-mengenal, hormat
menghormati dan tolong menolong antara satu dengan yang lain (QS al-Hujurat:
13). Kalau tujuan penciptaan yang pertama dan kedua lebih difokuskan pada
tanggung jawab individu, maka tujuan penciptaan yang ketiga ini menegaskan
perlunya tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan dunia yang
damai.
Tujuan Hidup Menurut Islam
Terhadap
hal-hal ini, manusia kerap merasa dirinya lemah dan ingin mencari tempat berlindung
dan tempat meminta tolong untuk kesejahteraan dan keselamatan diri. Dalam hal
ini manusia lantas berpaling pada agama. Agamalah yang dianggap dapat memberi
petunjuk dan jalan yang harus ditempuh untuk keselamatan dirinya itu (Harun
Nasution, 1995: 80).
Bagi orang
yang tidak mau mengenal atau membenci agama (seperti orang-orang ateis), tujuan
hidup di dunia ini baginya adalah misteri, sesuatu yang tidak jelas, baik arah
maupun wujudnya, sehingga akhirnya dia mengalami kehidupan yang sesat. Sigmund
Freud, seorang psikoanalisis yang ateis mengatakan bahwa tujuan hidup manusia
adalah kematian (di dunia ini).
kepada
manusia, tentang apa sebenarnya tujuan hidup di dunia ini. Dalam hal ini, Islam
menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia di dunia ini, tiada lain adalah
“mardhaatillah” (ridha Allah, dicintai Allah).
Untuk mencapai tujuan hidup menurut Islam ini adalah dengan bertakwa,
atau beriman dan beramal shalih (beribadah kepada Allah), seperti tercantum
dalam firman Allah swt dalam al-Quran (98: 7-8) yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka
ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya”.
adalah
menunaikan penghambaan dan pengabdian (dalam makna yang luas) kepada Allah
Ta'ala.